Newstvsulsel – menurut haji Andi Syafri Karaeng Djarung ketua DPW MIO SULSEL dan Redaktur Daerah Newstv Sulsel Pada sidang pemufakatan untuk mengangkat Regent di Kajang sekitar tahun 1880, pilihan jatuh ke tangan Karaeng Lembang, yaitu Karaeng Sadda Daeng Malatte. Namun karena Karaeng Dg Malatte sudah tua, maka ia menyerahkannya kepada sepupunya Mattu Dg Pahakang yang waktu itu mewakili kerajaan Kajang. Akhirnya peserta sidang menerima baik saran tersebut, sehingga Mattu Daeng Pahakang diangkat menjadi Regent dengan gelar Karaeng Kajang.
1) Pada permulaan abad ke-19 oleh raja Bone: Puang Karaeng Dea Dg Lita,
2) 1913-1918: Puang Karaeng Samiang Dg Palinge,
3) 1918-1922: Puang Karaeng Djama Dg Sitakka
4) 1922-1924: Puang Karaeng Atco Dg Pagising,
5) 1924-1950: Puang Karaeng Bapa Dg Matasa.
Puang Karaeng Samiang Dg Palinge yang pertama dilantik oleh Belanda menjadi Regent atau Raja Kajang zaman Kolonial, kemudian digantikan oleh Puang Karaeng Djama Dg Sitakka, Lalu digantikan oleh Kakek buyut kami Puang karaeng Atco Dg Pagising, lalu Raja Kajang terakhir adalah Puang Karaeng Bapa Dg Matasa, karena setelah kraeng Bapa Dg Matasa, sudah masuk dalam era Kemerdekaan, yang pejabat daerahnya tidak disebut lagi disebut Puang Karaeng, tetapi beralih kesebutan Camat dan camat pertama dikajang adalah Andi Sahib Dg Matutu .
Sejarah berdirinya kerajaan Lembang tidak diketahui dengan pasti, yang jelas dua kerajaan di Kajang hampir berdiri secara bersamaan yaitu kerajaan Kajang dan kerajaan Lembang sekitar pada tahun 1420 dan kerajaan Laikang belakangan, itulah sebabnya disebut kerajaan bungsu. Ketiga kerajaan di Kajang ditaklukkan oleh kerajaan Gowa hampir secara bersamaan di bawah kepimpinan raja Gowa ke 10 Imarigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung (1546-1565).
Secara historis apabila ditelusuri penaklukan kerajaan Kajang, Lembang, dan Laikang oleh kerajaan Gowa adalah merupakan usaha yang sudah lama dirintis oleh Raja Gowa sebelumnya, yang dimulai oleh raja Gowa ke-5 yaitu Karampang ri Gowa (1420-1445).
Penaklukan ketiga kerajaan di Kajang merupakan kerajaan yang terakhir ditaklukkan oleh kerajaan Gowa bahagian selatan Sulawesi Selatan apabila dibandingkan kerajaan tetangga lainnya seperti kerajaan Hero, kerajaan Langelange, kerajaan Ujungloe, kerajaan Gantarang, kerajaan Bululumba dan beberapa kerajaan di Sinjai seperti kerajaan Tondong, kerajaan Bulobulo, kerajaan Manimpahoi dan kerajaan Lamatti (Limpo et al.1995).
Salah satu sebabnya kerajaan Lembang dan kerajaan kembarnya yaitu kerajaan Kajang, dan kerajaan Laikang terakhir menjadi daerah bawahan oleh kerajaan Gowa, karena ketiga kerajaan tersebut hanya diperintah oleh seorang gallarrang atau pemangku adat yang gelarnya berbeda setiap kerajaan
Terkait kerjaan Kajang, Karaeng Cidu Dg.Matarang anak dari Karaeng Dea Dg.Lita yang pernah menjadi regent di Kajang. Karaeng Cidu Dg.Matarang DE REGENT VAN KAJANG IX (1889-1912) diantara nama yang pernah menjadi Raja di Kajang, Karaeng Cidu Dg.Matarang salah satu raja populer karena kr.cidu dg.Matarang adalah anak dari Kr.Dea dg.Lita yang populer juga sebagai raja Kajang dan Kr.Cidu Dg. Matarang adalah salah satu yang terlama menjabat sebagai regent di Kajang. Karaeng Cidu Dg.Matarang mempunyai anak 7 orang, 2 nama yang saya ingat waktu baca salah satu arsip anak dari Karaeng Cidu Dg.Matarang kalau tidak salah Ingat itu ada namanya Karaeng Tabang dan Karaeng Bolong tegasnya
Momohon maaf kalau ada keliru dalam pengupasan sejarah kajang Karna saya manusia bisa Tidak luput dari kesalahan