Search
Close this search box.
Sudiang berdiri sekitar abad XIII dengan nama Bentang, karena itulah awalnya raja yang memerintah Sudiang bergelar Karaeng LoE ri Bentang, putera Batara BiraNews TVVideo
Sudiang berdiri sekitar abad XIII dengan nama Bentang, karena itulah awalnya raja yang memerintah Sudiang bergelar Karaeng LoE ri Bentang, putera Batara Bira

Newstv sulsel – Kerajaan Gowa Tallo adalah kerajaan di Indonesia yang bercorak agama Islam terbesar di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini berdiri pada sekitar abad ke 16. Kerajaan Gowa Tallo juga dikenal sebagai Kerajaan Makassar.

 

Kerajaan Gowa Tallo adalah kerajaan gabungan antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo yang dimiliki dua orang bersaudara. Dua kerajaan ini bersatu saat pemerintahan Raja Daeng Matanre Karaeng Tumapara’risi Khallona dan Makaraeng daeng mandjarung ( Karaeng Djarung ) matinroa RI panaikang Maros

Kerajaan ini bersatu atas dasar kesepakatan, sehingga rakyat kedua kerajaan pun tidak memihak siapapun. Meski begitu, mereka memiliki dua raja yang sama-sama berkuasa di wilayah masing-masing.

Sejarah Kerajaan Gowa Tallo dan Kepemimpinan Sultan Hasanuddin yang MelegendaNews TVVideo

Pada akhir abad ke 16, Sultan Alauddin adalah raja pertama yang memeluk Islam di Kerajaan Gowa Tallo dan sebagai penanda bahwa Kerajaan Gowa Tallo menjadi kesultanan. Agama Islam di Gowa semakin pesat. Pada tahun kedua kesultanan, semua rakyat kerajaan akhirnya beragama Islam.

Baca Juga:  Gandeng POM 1-2/Bantaeng, Kodim 1425 Jeneponto Gelar Pengecekan dan Pemeriksaan Administrasi Kendaraan R2 dan R4

Masa kejayaan Kerajaan Gowa Tallo adalah masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin. Sultan Hassanuddin adalah Raja Gowa ke 16 sekaligus pahlawan nasional Indonesia. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya saat berada dibawah pimpinan beliau.

Sultan Hasanuddin memiliki julukan yang terkenal yakni Ayam Jantan dari Timur yang tidak mudah terpengaruh oleh orang asing. Ia menentang keras kehadiran VOC saat menguasai sebagian kerajaan kecil di Sulawesi.

Pada masa kejayaannya, Gowa Tallo menjadi pusat perdagangan terbesar di Indonesia bagian Timur. Ada banyak saudagar muslim dari berbagai wilayah di dunia untuk berdagang. Kerajaan ini bersifat maritim, selain karena letaknya yang sangat strategis dengan laut, banyak masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.

Kerajaan Gowa Tallo mulai runtuh saat VOC menguasai sebagain besar kerajaan kecil di Sulawesi. Sultan Hasanuddin berupaya melawannya dengan bantuan dari seluruh kerajaan Indonesia Timur.

Baca Juga:  Badan Kesbangpol Kota Makassar Melaksanakan Sosialisasi Penyuluhan Pengambilan Sampel Urin

Peperangan tersebut dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, tetapi penjajah semakin menambah pasukan dan membuat kubu Kerajaan Gowa terdesak. Akhirya pada tahun 1667, Kerajaan Makassar mengakui kekalahannya dan bersedia menandatangani Perjanjian Bongaya yang tentu saja merugikan Kerajaan Gowa.

Pertempuran pasca perjanjian pun tetap terjadi. Saat VOC kembali meminta pasukan tambahan dan akhirnya merobohkan benteng kekuasaan Kerajaan Gowa. Sultan Hasanuddin turun tahta dan mengundurkan diri dari kerajaan. Kerajaan Makassar kemudian mengalami transisi kepemimpinan, kemudian saat dipimpin oleh Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin, kesultanan resmi menjadi bagian dari Indonesia.

Bukti fisik sejarah yang dapat ditemui hingga saat ini adalah Istana Balla Lompoa yang merupakan tempat hunian Raja Gowa dan terletak di Kota Sungguminasa. Saat ini, Balla Lompoa menjadi situs budaya.

Baca Juga:  Diduga Korupsi Pengadaan Internet di Maros: Bupati dan Ketua DPRD Terlibat, Anggaran Meledak 350%!

Kedua, Istana Tamalate. Ketiga yakni Masjdi Katangka yang juga saat ini disebut Masjid Al Hilal yang merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan. Keempat yakni Benteng Somba Opu yang menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan.

Kelima yakni Benteng Fort Rotterdam yang menjadi bekas markas pasukan katak Kerajaan Gowa Tallo, tetapi setelah Perjanjain Bongaya, benteng ini menjadi milik Belanda.

Demikian H.andi Syafri Karaeng Djarung ketua DPW MIO SULAWESI SELATAN penjelasan terkait kerajaan Gowa Tallo, sejarah, masa kejayaan, hingga runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo. Kerajaan ini memiliki banyak peninggalan dan sangan berpengaruh terhadap peradaban hingga sekarang. Masa kejayaan Kerajaan Gowa Tallo adalah saat dipimpin oleh Sultan Hasanuddin yang memiliki julukan Ayam Jantan dari Timur (Newstv Sulsel)

WhatsApp Image 2024-12-11 at 16.56
"Ramah Tamah dan Pengabdian Sosial: Educommunity Makassar Berikan Inspirasi di Tanjung Bayang"
IMG-20241211-WA0019
Warga Tamarampu-Solindo Protes Terkait Longsor Akibat Pembangunan Yayasan Tahfidz Al-Qur'an H Ranreng Intan
IMG_20241211_133334
Kelompok Tani Desa Abbanuange Lakukan Studi Tiru ke Desa Lakatong, Takalar
IMG-20241209-WA0049
*Kapolda Sulsel Menerima Penghargaan "KPK Award" 2024 Atas Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi*
IMG-20241209-WA0015
Bhabinkamtibmas Desa Popo Aktif Jaga Situasi Kamtibmas Pasca Pilkada Takalar
IMG-20241209-WA0020
Kerja Bakti Bersama Siswa SD, Koramil 1426-01/Polut Ajarkan Pentingnya Menjaga Kebersihan Lingkungan Sejak Dini
IMG-20241209-WA0024
Pererat Silaturahmi, Babinsa Koramil 1426-07/Pattallassang Komsos Dengan Warga Binaan
WhatsApp Image 2024-12-07 at 15.56
"Kuasa Hukum Wakil Bupati Maros: Peringatkan Kepala BNNP Sulsel untuk Tidak Melampaui Batas"
IMG-20241206-WA0226
Danpomdam XIV/Hsn Pimpin Upacara Penyumpahan Penyidik Pomad Secara Virtual di Aula Pomdam XIV/Hsn
Kapolda Sulsel Hadiri Silaturahmi Kebangsaan Bersama Yayasan Rumah Moderasi Makassar: Mewujudkan Kondusifitas Kamtibmas di Sulsel
Kapolda Sulsel Hadiri Silaturahmi Kebangsaan Bersama Yayasan Rumah Moderasi Makassar: Mewujudkan Kondusifitas Kamtibmas di Sulsel