Kondisi tersebut diakibatkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum tidak optimal dalam melakukan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan oleh PPK; dan PPK masing-masing kegiatan kurang cermat dalam melaksanakan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang diserahterimakan.
Akibatnya kelebihan pembayaran pada 13 paket pekerjaan sebesar Rp805.043.611,26 (427.979,00 + 8.169.580,00 + 45.827.290,00 + 71.415.816,00 + 65.708.880,25 + 46.147.910,52 + 82.175.678,22 + 37.653.252,00 + 49.943.478,22 + 28.245.024,00 + 108.665.790,00 + 102.276.342,00 + 158.386.591,05).
SUMBER: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)