NEWSTV – Lebih 5.000 ribuan korban dikhawatirkan tewas dan sedikitnya 10.000 orang hilang di Libya setelah banjir bandang akibat badai Daniel yang melintasi Mediterania untuk menghancurkan seperempat pantai timur kota Derna.
Seorang petugas medis senior di Derna mengatakan lebih dari 2.000 orang meninggal, sementara Menteri Dalam Negeri pemerintahan Libya timur, dikutip televisi lokal, memperkirakan jumlah korban lebih dari 5.000 korban.
Reuters melaporkan, di Derna, kota berpenduduk sekitar 125.000 jiwa, beberapa desa hancur total dengan bangunan runtuh dan mobil terbalik, bahkan ada yang tersangkut di atap rumah. Jalanan dipenuhi lumpur tebal akibat jebolnya bendungan di Derna akibat Badai Daniel.
Sebanyak 10.000 lainnya hilang setelah hujan lebat di timur laut Libya menyebabkan dua bendungan runtuh, sehingga menaikkan permukaan air di daerah yang sudah terendam banjir, lapor CNN. Di kota Derna, yang menjadi lokasi paling parah terkena dampaknya, hingga 6.000 orang dilaporkan masih hilang.
Ketua Delegasi Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Libya, Tamer Ramadan memberikan angka terbaru tersebut pada konferensi pers di Jenewa, Swiss. “Jumlah korban sangat tinggi,” ujarnya.
Para pejabat di kota Tobruk mengatakan setidaknya 145 korban adalah warga Mesir. Menteri Kesehatan Libya Timur, Othman Abduljalil, menggambarkan situasi ini sebagai ‘bencana’ dengan banyak lingkungan yang hancur total setelah tersapu arus deras.
Aerial view of devastation caused by Storm Daniel in #Derna. #Libya #ليبيا pic.twitter.com/hjrSONCR6P
— Alwasat Libya (@alwasatengnews) September 12, 2023
Topan Daniel melanda Libya timur dan mencapai puncaknya Senin lalu di timur laut Libya, menurut Organisasi Meteorologi Dunia.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Wahda, Mohamad al-Qabisi, mengatakan 1.700 orang meninggal di salah satu dari dua distrik di kota tersebut dan 500 lainnya di distrik lainnya.
Menteri Penerbangan Sipil di pemerintahan yang menguasai wilayah timur, Hichem Abu Chkiouat, mengatakan mayat-mayat tergeletak di mana-mana termasuk di laut, lembah, dan di bawah bangunan. “Tidak berlebihan jika saya katakan 25 persen kota hilang. Banyak bangunan yang roboh,” ujarnya.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan tim tanggap darurat telah dikerahkan untuk membantu di lapangan.
Di tengah situasi yang mengerikan, Kementerian Kesehatan Libya mempertimbangkan kemungkinan untuk mengevakuasi sementara seluruh penduduk dari Derna.
Seorang perwakilan kementerian menyebutkan kekhawatiran mengenai potensi wabah epidemi, mengingat kurangnya fasilitas pemakaman yang memadai bagi para korban banjir.
Harapan para penyintas semakin berkurang, dan tidak ada optimisme untuk menemukan orang-orang yang masih hilang di antara penduduk kota. Sementara itu, Abdul Hamid al-Dbeibeh, Kepala Pemerintahan Persatuan Nasional (GNU) Libya, mengungkapkan luasnya bencana banjir yang mencapai 300 kilometer.
Dbeibeh menekankan bahwa data resmi mengenai korban tidak akan dirilis sampai operasi pencarian dan penyelamatan selesai dan angka akhir diberikan kepadanya
Turki dan negara-negara lain bergegas memberikan bantuan ke Libya, termasuk kendaraan pencarian dan penyelamatan, sekoci, generator listrik, dan makanan, warga Derna berusaha menemukan orang yang mereka cintai.
Derna diisolasi oleh aliran sungai musiman yang datang dari dataran tinggi ke arah selatan, dan biasanya dilindungi dari banjir oleh bendungan. Rekaman video di media sosial menunjukkan sisa-sisa bendungan yang jebol sekitar 11,5 kilometer (km) hilir tempat bertemunya dua lembah, kini terendam air berlumpur.
Derna, Libya 📍#Libya #اعصار_ليبيا #انقذوا_الشرق_الليبي #اغيثو_ليبيا pic.twitter.com/JSLCyDdRu7
— M̶O̶7̶ (@JUUV09) September 13, 2023
(Hidayatullah)