Search
Close this search box.

Malaysia Lebih Pilih Proyek Kereta Cepatnya Mangkrak daripada Ganggu APBN, Dokter Tifa Beri Sindiran Begini

News TV

NEWSTV – Pegiat Media Sosial Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa, kembali angkat suara soal Mega proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KACJB).

Dokter Tifa membandingkan bagaimana pemerintah Malaysia yang juga sebelumnya mempunyai proyek yang sama.

Hanya saja, karena dinilai bakal mengancam APBN, maka proyek tersebut dibiarkan mangkrak dan tidak dilanjutkan.

“Kalau Pemerintahnya waras ya begini pilihannya,” ujar Dokter Tifa dalam cuitan Twitternya (8/10/2023).

Adapun di Indonesia, dikatakan Dokter Tifa, pembangunannya terus dilanjutkan bahkan dengan menambal dengan menggunakan dana APBN.

“Apalagi sudah tahu endingnya bakal dicekik bunga kayak pinjol,” tandasnya.

Sebelumnya, Indonesia resmi mengoperasikan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Dengan beroperasinya KCJB, maka Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara pertama yang memiliki kereta peluru.

Dari informasi yang dihimpun, saat ini kereta cepat yang diberi nama Whoosh tersebut masih gratis untuk diakses masyarakat.

Akan tetapi, nantinya penumpang kereta peluru penghubung Halim-Padalarang itu bakal dikenai tarif tiket seharga Rp250 ribu sampai dengan Rp350 ribu.

Seperti diketahui, Mega proyek tersebut sempat terancam mangkrak karena pembengkakan biaya sehingga terpaksa ditambal uang APBN.

Karena biayanya yang meningkat pula, pemerintah Indonesia kembali mengajukan tambahan utang ke China.

Berkaca pada negara tetangga, Malaysia dan Singapura, juga sempat membangun proyek kereta cepat.

Kereta cepat itu direncanakan akan menghubungkan Kuala Lumpur dengan Jurong.

Namun, pada 2020, Malaysia membatalkan proyek tersebut karena setelah dihitung ulang, investasinya dinilai sangat memberatkan dan bisa membebani keuangan negara.

Adapun saat ini, proyek tersebut malah mangkrak dengan sebagian kecil infrastruktur yang sudah terlanjur dibangun.

 

(Sumber: Fajar)